Maestro BK Indonesia

Maestro BK Indonesia
Prof. Dr. Prayitno, M.Sc.Ed, beliau merupakan maestro BK Indonesia. Beliau menghibahkan seluruh hidupnya untuk kemajuan BK, sehingga dapat kita nikmati dan tekuni ilmunya sampai saat ini.

Wednesday, November 13, 2013

ARAH KEPROFESIONALAN BPI

ARAH KEPROFESIONALAN BPI
Oleh: Rizky Andana Pohan, S.Sos.I[1]
            Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam adalah satu jurusan yang ada di fakultas Dakwah dan Komunikasi di PTAI seperti UIN, IAIN, STAIN/STAIS. Yang secara umum arahnya adalah mencetak para da’i yang profesional ditengah pergulatan Indonesia sebagai Muslim terbesar didunia.
            Kita akan mencoba analisis manajemen terhadap jurusan ini yang disebut dengan analisi SWOT
            Pertama, Strength yaitu kekutan, sebagai jurusan yang mengajarkan nilai-nilai dakwah yang arahnya tentulah sebagai Da’i dan Da’iyah . pasar Indonesia sebagai Muslim terbesar dunia menjadi pasar yang menjanjikan sebagai lapangan dan lahan kerja bagi alumni ini.
            Kedua, Weakness yaitu kelemahan, jurusan BPI ini kurang eksis dan terkenal, yang dikenal hanyalah jurusan dakwah ditengah masyarakat, sehingga perusahaan ataupun lembaga kerap memandang sebelah mata ketika hanya melihat jurusan ini tanpa mencoba melihat isi dalamya.
            Ketiga, opportunity peluang, jurusan ini menjadi sebuah tolok ukur dan cara efektif dakwah dengan metode komunikasi interpersonal, face to face.
            Keempat, Tantangan, tantangan dimasa depan tuntutan keprofesionalan, smapai sekrang belum ada UU tentan keprofesionalan Da’i. Oleh sebab itu jurusan ini harus cepat melihat kerangka pasar cobalah untuk membuat standar kualifikasi keahlian misalanya BPI UIN makassar spesialisai Psikotherapi, mis spesialisasi traumatik bencana, spesialisi penyuluh pranikah, spesialisasi dakwah dunia Cyber (E-Dakwah) dll. Sehingga menjadi harga jual tersendiri ditengah derasnya arus globalisasi.
            Apakah Implikasi dari hal ini, seharusnya kita lebih mampu merancang POAC plus tindak lanjut. Berdasar pada survei penerimaan PNS pada tahun 2013, dari 33 lembaga dan non lembaga pemerintah ditambah 30 pemerintah Provinsi/Kab/Kota di Indonesia hanya satu kementrian saja  yang menyediakan formasi untuk jurusan BPI, itupun hanya ada sekitar 4 formasi saja, bahkan di Kementrian Sosial yang membutuhkan penyuluh masyarakat yang merupakan spesialisasi BPI tidak menerima tamatan dari jurusan ini.
            Ini seharusnya menjadi gambaran bagi semua pemegang kekuasaan terhadap jurusan ini, jangan hanya pihak universitas menerima banyak-banyak mahasiswa tanpa tahu kemana arah akan dituju. Seharusnya dengan kejadian ini menjadikan kita proaktif akan kemajuan jurusan dan pendidikan Islam tentunya.

            Solusi
            Menjawab fakta diatas penulis akan coba tawarkan beberapa solusi bagi semua pihak yang mempunyai kepentingan terhadap jurusan ini, baik Mahasiswa, Ketua Jurusan, Dekanat, Rektorat bahkan Menteri Agama dan masyarakat sekalipun.
            Kita ketahui bersama ada sekitar 13 mata kuliah Bimbingan dan Konseling di jurusan ini, untuk BK murni kependidikan hanya dibutuhkan sekitar 7 mata kuliah kependidikan lagi yang dibutuhkan, karena sesuai amanat UU bahwa BK adalah ranahnya pendidikan, jadi tidaklah mungkin rasanya lulusan BPI ini akan menjadi seorang konselor profesional seperti yang dibayangkan dan dibicarakan dalam setiap perkuliahan.
            Dasarnya adalah, UU RI NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “ Pendidik adalah tenga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lainnya yang sesui denngan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggraan pendidikan. (Pasal 1 butir 6).
            UU ini sudah jelas menyatakan bahwa posisi konselor adalah merupakan salah satu pendidik, dan pendidik itu ada dalam dunia pendidikan yang berasal dari BK FIP dan Tarbiyah.
            Sebagai implikasinya bagi jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam seharusnya tidak perlu miris dan bersedih hati, ini dapat dijadikan sebuah jembatan untuk meraih yang lebih baik. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas, sebaiknya jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fak Dakwah dan Komunikasi, menjalin kerjasama dengan FIP ataupun Fak. Tarbiyah Jurusan BK baik dalam maupun luar negeri, dengan membuka program Dual Degree, sehingga mahasiswa yang dihasilkan akan lebih berkualitas, menghasilkan sarjana dakwah (S.Sos.I) plus sarjana Pendidikan BK (S.Pd). program ini telah banyak dibuktikan oleh universitas-universitas ternama di dunia, dan tidak salah jika jurusan ini mencoba hal yang sama.
            Jika memang hal ini terlalu dengan birokrasi yang lama, sebagai mahasiswa yang cerdas, mahasiswa BPI harus proaktif jangan menunggu bola, ambillah program BK di universitas lain dengan mengkonversikannya tinggal mengambil 7 mata kuliah pendidikan saja, jika memang tuntutan keprofesionalan itu yang dikejar. Jika ini dapat tercapai maka hasilanya lulusan BPI ini kan profesional di bidang dakwah (Da’i) dan profesional konselor.
            Mengapa harus profesional? UU telah melindungi bahwa
            Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh sesorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi”.
            Dari UU ini dapat kita yakini bahwa profesional itu memerlukan kemahiran,kecakapan,keterampilan, serta menjamin penghasilan untuk kehidupan. Jika arah dan cara pandang jurusan BPI ini ke arah demikian maka akan mampu bersaing di masyarakat tanpa monoton harus menjadi PNS.
            Sekali lagi jurusan BPI ini marilah terus berkembang ke arah profesional, profesional dibidangya, bisa konselor dengan dual degree BK FIP + Pendidikan Profesi Konselor (Permendikanas No 81 A 2008). Bisa psikotherapi, traumatik bencana, kesehatan mental, penyuluh pra nikah, remaja, dan lansia.
            Semua telah terbentang di depan mata, tinggal bagaimana memformulassikan segenap potensi yang ada demi kemajuan dan kesuksesan tercapainya cita-cita dan bermanfaat bagi pribadi, agama, nusa dan bangsa.

Oval: S1 BK +PPKOval: S1 BPI           
















Rounded Rectangle: DAI+ Konselor Islami



Rounded Rectangle: Bagan 1: Arah Konselor Islami masa kini dari Jurusan BPI


Oval: S1 BPI


Oval: PPP+ Spesialisasi







Rounded Rectangle: Dai+ Penyuluh agama profesional (peny)







Rounded Rectangle: Bagan 2: Arah Profesionalisasi Penyuluh Agama
 












Dalam bagan ke 2 transformasi jurusan BPI telah mampu profesional dibidangnya sendiri yaitu sebagai penyuluh agama profesional dengan spesialisasi penyuluh sosial, peyuluh pernikahan, penyuluh  psikotherapi.
Dengan latar belakang pendidikan S1 BPI+Pendidikan Profesi Penyuluh Plus Spesialisasi, maka akan semkain memantapkan posisi jurusan BPI tentunya di Masyarakat, dengan konsekuensi seluruh calon penyuluh agama profesional di kantor kementrian agama smapai kepada KUA adalah S1 BPI+ PPP Plus Spesialisasi.
Itulah arah pengembangan profesionalisasi dai dan penyuluh agama tentunya, mudah-mudahan apa yang diharapkan dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Insya Allah


[1]  Penulis adalah alumni jurusan BPI IAINSU Tahun 2009, mahasiswa Pasca sarjana S2 BK FIP  Universitas Negeri Padang

Tuesday, February 19, 2013

IBU PERTIWI MENANGIS KARENA KETIDAK PEDULIAN ANAK PERTIWI NYA.



IBU PERTIWI MENANGIS KARENA KETIDAK PEDULIAN ANAK PERTIWI NYA.
            Menyelami makna hidup yang lebih dalam tentu lah harus menyelam lebih dalam tak hanya kedalam hati sendiri, tetapi juga hati orang banyak. Tentu tak mudah menyelami dan meresapi hati orang lain terkadang menyelami hati sendiri pun diri ini tak mampu.
            Ketika berjalan janganlah sekedar berjalan, berjalan lah dengan memperhatikan sekitar kita, terkadang tanpa kita sadari saking asyiknya kita berjalan untuk menggapai tujuan, mungkin ada sesuatu  yang terinjak oleh kaki kita yang besar, bisa jadi yang terinjak itu merasa terzholimi, maka bisa dipastikan doanya akan makbul.
            Hukum alam tak pernah salah dalam menuntun manusia, manusia dari kandungan lahir, terus anak – anak, remaja dan dewasa dst, begitulah law of natural  bagi manusia tak ada yang dapat merubahnya.
Menjadi seorang yang besar harus bealajar dari yang kecil dulu, tak ada orang yang lahir langsung dewasa,  tak ada orang yang langsung lahir bisa bicara pasti menangis dulu berharap ibu mengerti maksud dan tujuan kita menangis.
Oleh sebab itu ketika kita dewasa diharapkan kita bisa dewasa dalam segala hal, bijaksana dalam menentukan sesuatu.
Salah satu orang yang dewasa itu adalah pemimpin, karena memang sudah cukup  dewasa lah makanya bisa menjadi pemimpin, tak peduli seberapa besar tingkat kedewasaan itu, karena dalam psychologi tak bisa hal itu diukur dengan angka.
Kita mulai dari memimpin diri sendiri saja, tak ada orang yang dengan sengaja ingin menjerumuskan dirinya sendiri, keluarga, tak ada wanita yang mau menikah dengan lelaki yang umurnya masih anak – anak. Apalagi lah pemimpin yang besar, pemimpin apapun itu, yang penting tak lagi hanya sekedar mampu memimpin diri sendiri dan keluarga sudah mampu memimpin orang banyak.
Seharusnya pemimpin yang besar itu mampu untuk mendewasakan pemikiran dengan belajar dari pengalaman ia kecil dulu. Ketika sekarang menjadi pemimpin janganlah hanya berpikir  untuk diri sendiri, dewasa kah anda ketika anda kekenyangan tetpia saudara kita yang lain masih ada yang kelaparan? dewasa kah kita ketika kita tenang beribadah tetapi saudara kita yang lain kesusahan menghadapi hidup? Dewasa kah kita ketika kita asyik tertawa sementara saudara kita diluar sana masih banyak yang menangis hatinya sampai – sampai tak mampu lagi ia mengeuarkan air matanya karena telah kering meratapin kesusahan.
Kita beranjak pada satu hal saja fakta yang membias di depan mata namun kita biasa saja dan pura – pura tak peduli atau memang tak mau tau. Cobalah lihat siapa lah mayoritas penghuni dan pemilik bisnis besar di kota- kota besar Indonesia ini, siapa yang memegang peran ekonomi besar  ditengah kota Indonesia ini, coba lah tebak dan pikir dulu bentar ya? ......
Mereka menguasai kita dari simpul perdagangan itu, mereka mulai merambah ke sektor lainnya di bumi pertiwi ini, masihkah kita berdiam diri untuk hal ini, mereka tak kenal ampun dan mereka tak akan pernah menyerahkan apa yang telah mereka dapat dari kita. Marilah kita tersadar untuk itu, karena memang sekarang belum terasa besar dampaknya buat kita, namun untuk keturunan kita yang akan merasakan akibat ketidak pedulian nenek moyangnya yang sekarang.
Oleh sebab itu mulai sekarang cobalah untuk peduli sedikit saja, jika setiap orang Indonesia paduli sedikit saja, pasti makin bayak rasa pedulinya lo? Mungkin  ibu pertiwi ini tidak akan menangis dan akan senang jika yang menginjaknya adalah anak pertiwinya sendiri, namun ia akan menangis jika yang memijaknya adalah bukan anak kandungnya sendiri yaitu bangsa Indonesia.
Kita bangsa Indonesia harus menjadi raja bagi negara kita ini, raja dalam segala hal, raja dalam keilmuan, perdagangan, kepemimpinan sosial maupun politik, ketika dahulu bangsa – bangsa lain yang terjajah oleh bangsa lain terpaksa menggunakan bahasa bangsa jajahan itu, kita harus bangga bahwa kita masih bisa mempertahankan bahasa kita sendiri yaitu bahasa Indonesia.
Mari buat ibu pertiwi kembali tersenyum, ia akan terus menangis jika kita anak pertiwinya tak menjadi apa – apa di bumi pertiwinya sendiri. Semangat!!!!!! mulailah berkarya buat diri sendiri dan orang banyak.
Mari bangun kembali semagat kita, belajar lah dari rasulullah SAW. Belajarlah dari kehidupannya, ketika Alquran itu adalah Blue Print nya tingkah laku, maka Rasulullah adalah aksi fakta sosialnya yang perlu ditiru.

Salam semagat dari RAP Foundation!!!!!!!



             

Sunday, January 13, 2013

Pendekatan teknik teknik konseling


Tugas akhir Teknik Laboratorium Konseling II
Oleh: RIZKY ANDANA POHAN
Nim: 120903602
Dosen: Novi Hendri Sag, SH, M.Pd

MATERI PEMBAHASAN
\






PELOPOR


HAKIKAT MANUSIA

TEORI – TEORI KEPRIBADIAN


KASUS - KASUS


TUJUAN KONSELING



TEKHNIK KONSELING




ISTILAH KONSELING
Konseling Psikoanalisis Klasik
( KOPSAK)
Sighmud Freud


http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSN-nx5q8L-Gz7wXoZLH68roQd9t4ZspW5T8AcErVRwCyfP8v6P
·          Manusia dideterminasi oleh kekuatan – kekuatan irasional, motivasi – motivasi tak sadar, kebutuhan biologis, naluriah dan instink – instinknya.
·          Masa lampau yang mempengaruhi terhadap tingkah laku individu itu sendiri.
·          Tingkah laku individu ditentukan oleh faktor intrapsikis, interpersonal, dan psikis determinisme
·          Tingkat kesadaran, ambang sadar, ketidaksadaran.
·              Id adalah sistem dasar kepribadian, yang berisi nafsu, pemuasan saja, sifat hewani manusia.
·          Ego adalah penghubung dunia nyata id dan superego.
·          Superego adalah kontrol diri terhadap id dan ego tersebut.
Teknik konseling ini cocok bagi individu yang mengalami masalah : Phobia, stres, traumatis, kekecewaan yang berlebihan.
·          Menjadikan hal – hal yang tidak disadarinya menjadi disadarinya.
·     Memberikan kesempatan pada klien menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya.
·          Membantu klien menata kembali struktur watak kepribadian klien.
·          Rekonstruksi kepribadian.
·          Asosiasi bebas yaitu memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada klien untuk mengungkapkan yang terasa.
·          Transferensi adalah mengarahkan perasaan – perasaan tertekan.
·          Interpretasi adalah engarahkan klien untuk menatap dunia nyata.
·          Analisis mimpi adalah menganalisi harapan klien.
·          Penafsiran resistensi adalah menafsirkan harapan klien.
·          id: sifat dasar manusia
·          ego: dunia nyata.
·          Superego: kontrol diri.
·          Cakrawala: pandangan hidup
·          Kecemasan realitas : rasa khawatir yang nyata.
·          Penyangkaln: pertahanan melaan kecemasan.
·          Proyeksi : mengalamatkan sifat tertentu.
·          Fiksasi : menjadi terpaku.
·          Regresi: melangkah mundur.
·          Rasionalisasi: menciptakan alasan yang baik.
·          Sublimasi: menggunakan jalan keluar.
·          Displacement: mengarahkan energi pada objek lain.
·          Represi: melupakan isi kesadaran yang traumatis.
·          Formasi reaksi: melakukan tindakan yang berlawanan.
·          Anima: pria
·          Animus: wanita.
·          Persona: topeng untuk merespon sesuatu.
·          Ekstrovert: mengarahkan seseorang pada dunia eksternal dan objektif.
·          Introvert: mengarahkan seseorang kedunia internal dan subjektif.
·          Orientasi refresif: menggantungkan diri pada orang lain.
·          Orientasi eksploitatif: mengambil berbagai hal dari orang lain.
·          Orientasi menimbun: menemukan keamanan.
·          Orientasi pasar: memandang orang lain sebagai subjek.
Konseling ego
(KONEGO)
Alfred
Adler

http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTQKOHctLPWRq6otb-II54JpkdnyKIuCoCOniHS5T7zBmef-QVq


Carl gustav jung
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRQ86E503_Mum_IQcKcJfHyuG4ceazD9V0MEY710HHG2G9QWSvzhk49MA


Erich Fromm
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQwfTNMqJa82i2N_6gLAIL6J7DZLjziXa-ZH_M1X2hL_QMyFYz-
·          Manusia tidak hanya sekadar terikat pada dorongan instink nya, melainkan dipengaruhi oleh lingkungan.
·          Mengutamakan fungsi ego yang merupakan energi psikologikal individu, meskipun masih mengakui adanya id dan superego.
·          Kepribadian merupakan produk dari berbagai faktor dalam waktu yang lama.
·          Perkembangan psikoseksual trust, autonomy, initiative, industry, ego identity, intimacy, generality, integrity.
·          Ego berkembang atas kekuatan sendiri, tidak bergantung pada id.
·          Pertumbuhan ego normal merupakan perkembangan komunikasi pada anak: diferensiasi, hubungan dengan lingkungan, proses sosialisasi, coping ability, tingkah laku enam tahun pertama.
·          Fungsi ego lebih positif
Teknik konseling ini cocok bagi individuyang mengalami masalah perasaan, putus asa, kegagalan, kurang percaya diri, emosi tidak stabil.

·          Keseluruhan pribadi diarahkan untuk berubah.
·          Konselor membantu klien memperbaiki fungsi ego yang rusak sehingga menimbulkan kemudahan bagi klien.
·          Membantu klien membantu identitas ego, memperluas dan memperkuat berfungsinya sistem ego.
·          Pengawalan.
·          Pengontrolan proses
·          Transferensi.
·          Counter transference.
·          Diagnosis dan interpretasi.
·          Apabila klien sudah menyadari diarahkan kepada tingkah laku baru: konselor mengajarkan cara – cara baru, klien dilatih, mempergunakan tugas rumah yang harus dikerjakan klien.
·          Proyeksi: mengemukakan sesuatu yang sebenarnya.
·          Trust: kepercayaan
·          Autonomy: mengurus kepentingan sendiri.
·          Initiative: langkah inisiatif.
·          Misstrust: rasa gagal
·          Ambiguitas: keadaan bebas.
·          Virtue: kekuatan dasar.
·          Guilt: perasaan bersalah.
·          Inferiority: perasaan rendah diri.
·          Role confusion: kebingungan peran.
·          Isolation: menutup diri dari orang lain.
·          Dispair: rasa putus asa.
·          Interpretasi: memberikan kesempatam kepada klien memahami masalahnya.
·          Impulse economnic: kemampuan ego menyalurkan tingkah laku yang tepat.
·          Cognitive function: kemampuan ego untuk menganalisi perannya.
·          Controling function: kemampuan ego memusatkan usaha.
·          Identitas ego: polaritas dari seseorang.
·          Treathment: terapi yang diberikan.
·          Kerja mimpi: manifes yang kurang mengancam.
·          Eksperimental: percobaan – percobaan.
Konseling Individu (KOPSIN)
Alfred Adler
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQwfTNMqJa82i2N_6gLAIL6J7DZLjziXa-ZH_M1X2hL_QMyFYz-
·          Manusia tidak semata – mata bertujuan  memuaskan dorongan – dorongannya, tetapi secara jelas juga termotivasi untuk melaksanakan :tanggung jawab sosial, pemenuhan kebutuhan untuk mencapai sesuatu.
·          Tingkah laku individyu ditentukan oleh : lingkungan, pembawaan, individu sendiri.
·          Tingkah laku individu ditentukan oleh ng diluar individu, melainkan oleh bagaimana individu mempersepsikan dan menginterpretasikan kejadian itu;
1.        Persepsi dan interpretasi itu membentuk fiksi yang menjadi tujuan bagi tingkah laku individu( fictional goal)
2.        Fictional goal menjadi arah dari tingkah laku individu untuk mengatasi kelemahannya dalam menghadapi dunianya. Fictonal goal ini menjadi life goal.
3.        Life goal yang menjadi arah tingkah laku itu k lebih jauh akan membentuk life style.
4.        Sosial interest adalah manusia dilahirkan  sebagai makhluk sosial, dan apapun yang dilakukannya selalu dalamhubungannya dengan kelompok sosial.
·          Dasar kepribadian terbentuk pada usia 4- 5 tahun pertama.
·          Pada awal manusia dilahirkan dengan feeling of inferiority- feeling of superiority.
·          Anak – anak menghadapi lingkungannya dengan kemampuan dasarnya dan menginterpretasikan lingkungannya itu.
·          Social interst nya eleologis - berkembang.
·          Selanjutnya terbentuklah human individuality, bersifat: self deterministik
Teologis – holistik.
·          Individu sukar menyadari sepenuhnya is – nya sendiri. Untuk menjelaskannya biasanya diperlukan orang lain.

Teknik konseling ini cocok bagi individu yang mengalami masalah : peraaan rendah diri, cacat mental atau fisik
Perasaan yang diabaikan
Perfeksionis yang tidak wajar
Menutup diri berlebihan.

·          Membantu klien mengubah konsep tentang diri sendiri: a. Menstruktur dan menyadari is klien, b. Mengurangi penilaian negatif tentang dirisendiri dan perasaan inferiorny.
·          Mengoreksi persepsi klien tenang lingkungannya dan mengembangkan ujuan – tujuan baru yang hendak dicapai melalui tingkah laku baru klien.
·          Membangun kembali si klien..
·          Analisis Is
-           Memahami cacat fisik dan mental
-   Memahmi tingkah laku klien
-   Memahami pola asuh
-   Interpretasi yang tajam
-   Interpretasi yang tajam.
·     Interpretasi early recollecion (er)
·     interpretasi
·          life style: gaya hidup individu.
·          Social interest: hubungn dengan kelompok lain.
·          Inferiority: peraaan rendah diri.
·          Superority: perasaan mampu.
·          Rigid: terlalu keras.
·          Fictional gioal: fiksi tujuan tingkah laku individu.
·          Selfish: mengisolasi diri.
·          Early recollection: mendiskusikan dengn klien ingatannnya pada masa lalunya.
·          Self creative: menciptakan tujuan.
·          Preconcious: ambang kesadaran.
·          Realitas subyektif: persepsi keyakinan individu dan kesimpulan individual.
·          Reorientasi: klien mengambil keputusan dan memodifikasi sasaran mereka.
·          Hiolistik: seorang klien adalah sutu bagian integral dari sistem sosial.
·          Feeling of neglect: perasaaan diabaikan.
·          Beeing unloved: perasaan tak disenangi
·          Feminity: kewanita – wanitaan.
·          Innerself: dorongidup, tingkah laku individu untuk mengatasi kelemahannya.
·          Unconcious  dari dalam diri.
·          Life goal: tujuan hidup, tingkah laku individu untuk mengatasi kelemahannya.
·          Concious: kesadaran.
Konseling analisis transaksional ( KONSISTRAN)
Erick Berne
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTeNzuZk7b6ha7MqVnvib1AB17Z4bHKDuYGtgDx71RpIpsc23_9Gg
·          Setiap individu merupakan kesatuan dari tiga ego state: a. Ego state parent, b. Ego state adult, c. Ego state child
·          Motivasi hidup.
Setiap individu menanggung dua kebutuhan fisik dan psikis.
Stimulus hunger and strokes
Strukture hunger
Position
·          Transaksi: komunikasi antar individu.
·          Manusia pada dasarnya baik.
Manusia mempunyai kemampuan untuk hidup mandiri.
·          Memiliki potensi untuk mengelola dirinya termasuk untuk hidup mandiri.
·     Individu yang berpotensi positif, apabila diberi suasana yang baik dan menggantungkan ia akan menjadi orang yang mampu menghadapi kenyataan.
·     Individu berkembang sejak lahir dan dipengaruhi oleh faktor – faktor fisik, psikis dan sosial ekonomi
·     Lipos paling awal: soko untuk ini perlu strokes positif tanpa syarat.
·     Hanya satu es yang aktif pada saat tertentu dalam berkomunikasi.
·     Kepribadian yang sehat merupakan hasil dari asuhan yang baik dari orang tua dengan ciri:
-dimilikinya sikap hidup SOKO.
Life scrifft yang bebas dan terbuka terhadap games dan strokes.
Dapat mempergunakan ketiga ES dengan baik dan lentur.
·          Teknik konseling ini cocok bagi individu yang mengalami masalah: konflik masa lampau dengan orang tua.
·          Merasa tidak diperhatikan
·          Depresi
·          Rasa yang tak bermaknba
·          Merasa diri tidak berguna.

·          Mendekontaminasi es yang terganggu.
·          Membantu menggunakan ketiga es secara baik dan lentur.
·          Membantu menggnakan ego state adult secara optimal
·          Mendorong berkembangnya : life position soko
b. life scrift baru dan produktif
1. permission – membebaskan klien
2. protection – melindungi klien
3. potency
operatiotion : menunjukkann:
a.interogation : mengkonfrontasiakan.
b.specification: mengkhususkan
c. confrontation: menunjukkan
d. explanation: transaksi
e. ilustration : mencontohkan
confirmation: mendorong klien
f. interpretation : menyadari latar belakang
g. crystalizatrion: menjelaskan kepada klien telah siap menjalani games memperoleh strokes yang diperlukan.
·          Ego state: pernyataan ego
·          Ego state parent: diwarnai oleh perintah, peringatan dan sanksi.
·          Ego state adult: berorientasi pada fakta dan diwarnai kenyataan.
·          Ego state child: spontan, kreatif, cenderung statis
·          Stimulus hunger &strokes: perlunya perhatian dari orang lain.
·          Structur hunger: pemnfaatan waktu 24 jam
·          Potency: mendorong klien menjauhkan diri dari injuction dari orang tua.
·          Illustration: membicarakan contoh.
·          Confirmation: mendorong klien untuk lebih bekerja keras.
·          Protection: melindungi diri dari ketakutan.
·          Ulterior: transaksi terselubung.
·          Crossed: komunikasi silang.
·          Complementry: transaksi sejajar.
·          Counterscript: kondisi yang berlawanan dengan life scrift.
·          Life scrifft: rencana hidup.
·          Permission: kebebasan bertindak
·          Injuctio: perintah orang tua harus dilaksanakan.
·          Position hunger: kebutuhan individu untuk menegaskan pola – pola kehidupannya.
·          Intimacy: berhubungan karab dengan orang lain.
·          games: bermain bersama orang lain.
·          Activities: melakukan kegiatan
·          Withdrawel: menarik driri
·          Rituals: memberikan respon.
KONSELF ( KONSELING SELF)
CARL ROGERS
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRkG8xEOAl9FJgZT4ICPDR2dc_RxJ1AfKGaRBEZqTZHC0STPXbo2w

·   Manusia adalah rasional, dan dapat menentukan nasibnya sendiri
·   Dalam kondisi yang memungkinkan, manusia akan mampu mengarahkan diri sendiri, maju, dan menjadi individu yang positif dan konstruktif.
· Kepribadian merupakan hasil dari interaksi terus-menerus antara organisme, lapangan fenomenal, dan self.
· Kepribadian selalu dalam keadaan berkembang.
Ciri kepribadian yang sehat yaitu tingkah lakunya menyenangkan, baik untuk diri sendiri, dan juga diterima dan dinilai positif oleh orang lain.
·          Kondisi yang diharapkan :kondisi yang terus menerus memberikan penilaian positif oleh so kepada individu, meskipun beberapa tingkah laku individu itu tidak dapat dibenarkan. Individu terhindar  dari COW dan mengembangkan unconditional self regard
·   Teknik konseling ini cocok bagi mereka yang mengalami masalah
·   Kecemasan atau ketegangan terus-menerus
·   Tingkah laku yang rigid (tidak luwes)
·   Menolak situasi baru .
Salah dalam memepersepsi.
·  Memandirikan klien agar dapat menetukan keputusannya sendiri.
·  Membantu klien menjadi lebih matang dan kembali melakukan Self Actualization
Membebaskan klien dari kungkungan tingkah laku selama ini, yang semuanya itu membuat dirinya palsu dan terganggu.
·  Kondisi yang diperlukan untuk proses konseling : Psycologycal contact, minimum state of anxiety, conselor gemuiness: jujur, tulus tanpa pamrih,emphatic understanding, client peception, concretnes, imediacy, and confrontation
·  Pendekatan jika – maka
·  Proses konseling
·  Penerapan agar konselor menjadi lebih luwes dalam menerapkan pendekatan ini pada klien
·  Pendekatan: yaitu jika proses konseling dapat terjadi, maka  suatu hal nyata akan dapat diraih.
·  Proses konseling: yaitu klien didorong untuk sebanyak mungkin menggunakan kata ganti “saya”, klien di dorong untuk melihat pengalaman-pengalamannya dari sudut yang lebih realistic, dank lien didorong untuk kembali menjadi dirinya sendiri.
Penerapan: yaitu, konselor tidak perlu memberikan berbagai informasi kepada klien, focus kegiatan konseling adalah terhadap individu klien, bukan terhadap masala
·          Life scrifft: rencana hidup.
·    Permission
·          Confirmation: mendorong klien untuk lebih bekerja keras.
·          Illustration: membicarakan contoh.
·          Potency: mendorong klien menjauhkan diri dari injuction dari orang tua.

·    Konstruktif: teratur
·    Eksternal: dari luar diri
·    Internal: dari dalam diri
·    Persepsi: pandangan, tanggapan
·    Fenomenal: keadaan nyata
·    Self: diri
·    Kekinian: sekarang
·    Diagnosis: penentuan sesuatu dengan gejalanya.
·    Intelektual: kecerdasan, menurut pikiran
·    Ekspresi: ungkapan jiwa lewat gerak badan
·    Realistis: kenyataan
·    Rigid: tidak luwes
·    Organism: keseluruhan dari seseorang
·    Adopsi: pengangkatan, pemungutan
·    COW: condition of worth
·    SRG: Self regard
·    OVP: organismic valuing process
·    PRO: positive regard from others
·    DM: defense mechanism
SA: self-actualization
KONGES (KONSELING GESTALT)
FREDERICK PERLS
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSBcIUNU1nKZAOTyb2_DeKc85IiOcVsxvVatNn0KZBMr4FdP8eq


·          Tingkah laku mengacu kepada gestalt
·          Manusia membentuk suatu keseluruhan yang berarti dari fenomena lingkungannya.
·          Kejadian dalam lapanagn fenomenal dapat dapat dibedakan antara ground dan figure
·          Semua fenomena menjadi figure  tergantung kepada kebutuhan individu
·          Arti yang diberikan kepada figuretergantung kepada penghayatan individu terhadap ground – nya.
·          Kesadaran individu tehadap lapangan fenomenalnya akan mempengaruhi ketepatan persepsi dan tingkah lakunya.
·   Manusia tidak dapat dipahami, kecuali dalam keseluruhan konteksnya,
·   Manusia merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu,
·          Manusia berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya, serta mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif.
Teori kepribadian terdiri atas:
·          Kekuatan yang memeotivasi perkembangan kepribadian
·          Dorongan utama individu adalah untuk mencapai self actualization, dan self regulation.
·          Hal tersebut dapat dicapai dengan tiga tahap: social, psychopysical, spritual
·          Melalui tiga proses yaitu adaption, acknowledgement, approbation.
·  Kepribadian adalah produk dari interaksi antara individu dengan lingkungan yang dipersepsinya,
·  Kepribadian terdiri dari tiga entitas: self, self-image, dan being.
Kekuatan yang memotivasi perkembangan kepribadian yaitu self actualization dan self regulation
Teknik konseling ini cocok bagi individu yang mengalami masalah perpecahan dalam dirinya, sehingga tidak mampu lagi untuk berpikir secara logis.
Anak yang manja dan selalu ingin bergantung pada orang lain.
·          Membangun integritas kepribadian
·          Mengentaskan individu yang kondisinya tergantung pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri.
·          Integrasi tidak pernah sempurna, kematangan tidak pernah penuh. Hal itu berlangsung terus, tak pernah berhenti.
·          Meningkatkan kesadaran individu agar dapat beringkah laku menurut prinsip gestalt, semua situasi bermasalah, yang muncul, dan selalu akan muncul, dapat diatasi dengan baik.
Teknik konseling terdiri dari:
·          Proses pengawalan, orientasi sekarang dan disini.
·  Memfrustasikan klien: dengan cara menghadapkan klien langsung kepada masalahnya, dan konselor tidak memberikan solusi terhadap masalah klien itu.klien yang harus mencari dan melakukannya sendiri.
·          Proses pengawalan : konselor bersedia membantu tetapi tidak akan bisa mengubah klien, konselor menekankan agar klien mengambil tanggung jawab sendiri atas tingkah lakunya.
·          Teknik eksperiensial: untuk meningkatkan kesadaran klien tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya, sehingga dengan demikian klien mengintegrasikan kembali dirinya
·   Konteks: hubungan kalimat
·   Actor : pemain, pelaku
·   Reactor: pereaksi
·   Potensi: kemampuan
·   Sensasi: keadaan yg ditimbulkan rangsangan
·   Efektif: tepat guna
·   Fenomena: keadaan nyata
·   Persepsi: pandangan, tanggapan
·    Realistis: kenyataan
·    Rigid: tidak luwes
·    Organism: keseluruhan dari seseorang
·    Adopsi: pengangkatan, pemungutan
·    COW: condition of worth
·    SRG: Self regard
·    OVP: organismic valuing process
·   Reactor: pereaksi
·   Potensi: kemampuan
·   Sensasi: keadaan yg ditimbulkan rangsangan
·   Efektif: tepat guna
·   Adaptation: adaptasi
·   Acknowledgement: menemukan diri
·   Approbation: mengembangkan perbedaan dalam kepribadian
·   Interaksi: hubungan timbale balik
·   Rigid: tidak luwes, kaku
·   Luck of responsibility: tidak mau bebas
·   Disowning of needs: menolak kebutuhan diri
·   Integrasi: penyatuan yang utuh
·   Aktualisasi: pengaktualan, pelaksanaan
·   Motif: dasar melakukan sesuatu
·   Konfrontatif: bertentangan
·   Solusi: pemecahan, penyelesaian

KONBE ( KONSELING BEHAVIORAL)
SKINNER
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR-R3XcQmQcxGysfS-HE4uK6fvbhoYn3cttfOMMQFI63409kEhV2A


·          Manusia makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor – faktor dari luar .
·          Tingkah laku dipelajari ketika individu berinterkasi dengan lingkungan melalui hukum – hukum belajar : pembiasaan klasik, pembiasaan operan, peniruan.
·          Tingkah laku tertentu terkait dengan kepuasan dan ketidakpuasan yang diperolehnya.
·          Dengan demikian individu melalui pengalaman – pengalaman yang mengarahkannnya kepada pola – pola tertentu.
Teori – teori kepribadian terdiri atas:
·  Struktur kepribadian individu meliputi pola-pola tingkah laku yang dipelajari.
·  , Peranan penguatan amatlah penting, terutama self reinforcement.
Teknik konseling ini cocok bagi mereka yang mengalami masalah berkenaan dengan masalah belajar, kebiasaan – kebiasaan yang bersifat negatif.
Tindakan salah suai yang masih dalam kategori manusia normal.
Tujuan konseling ini adalah:
·                   Agar klien mampu untuk mendefenisikan maslahnya sendiri.
·    Agar klien mampu mengungkapkan kesuksesan/kegagalan, kekuatan/kelemahan, pola hubungan interpersonal, tingkah laku penyesuaian.
·                   Agar klien dapat merumuskan dan menentukan sendiri metode untuk mencapai perubahan tingkah laku.
·          Konselor dan klien bersama –sama menetapkan / merumuskan tujuan – tujuan khusus konseling.
Teknik konseling behavioral didasarkan pada: penghapusan respon yang telah dipelajari terhadap perangsang, dengan demikian respon – respon yang baru akan dapat dibentuk.
\- teknik umum
·  Shaping : memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan.
·  Extinction : mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diingini.
·  Reinforcing incompatible behaviors : memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diingini.
·  Imitative learning : memberikan contoh atau model melalui film, tape recorder, contoh nyata/langsung.
·  Contracting : merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap tingkah laku yang diinginkan.
·  Cognitive learning : memberikan penjelasan lisan tentang berbagai hal
·   Covert reinforcement : memberikan penguatan dengan jalan membayangkan hal-hal yang bersangkutan dengan tingkah laku yang menjadi objek konseling.
·  Teknik khusus: latihan keluguan, latihan respon – respon seksual, latihan penenangan, desentisasi.

·    Sanksi: ganjaran
·    Monitoring: memantau
·    Kontrak: perjanjian
·    Prosedur: jalur penyelesaian
·    PI: peniruan
·    PO: pembiasaan operan
PK: pembiasaan klasik
·    ungkapan jiwa lewat gerak badan
·    Realistis: kenyataan
·    Rigid: tidak luwes
·    Organism: keseluruhan dari seseorang
·    Adopsi: pengangkatan, pemungutan
·    COW: condition of worth
·    Reaktif: bersifat tanggap
·    Control: pengawasan, pemeriksaan
·    Interaksi: hubungan timbale balik
·    Klasik: kuno
·    Pola: model, contoh
·    Abnormal: tidak normal
·    Permisif: bersifat terbuka
·    Ekspresi: ungkapan jiwa lewat gerak badan
·    Teknik: cara
·    Modifikasi:pengubahan bentuk dan ukuran
·    System: teratur menurut system
·    Frekwensi: kekerapan, daya
Cognitive learning: penjelasan lisan tentang berb
·    Ekspresi: ungkapan jiwa lewat gerak badan
·    Realistis: kenyataan
·    Rigid: tidak luwes
·    Organism: keseluruhan dari seseorang
·    Adopsi: pengangkatan, pemungutan


KOREAL ( KONSELING REALITAS)
GLASSER
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRebpiaiWQxJSkXCv7yuOVL5eJcLfmgENodh_wuwj7p47ChhMaCyA

·  Tingkah laku manusia didorong untuk memenuhi kebutuhan dasar baik psikologikal maupun fisiologikal yang sama untuk semua orang,
·  Kebutuhan fisiologikal yaitu segala sesuatu untuk mempertahankan keberadaan organism, sedangkan kebutuhan psikologikal yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai serta untuk berguna bagi diri sendiri dan orang lain,
Kedua kebutuhan psikologikal itu disatukan menjadi kebutuhan akan idetitas.
·  Perkembangan kepribadian merupakan fungsi dari bagaimana individu belajar untuk memenuhi kebutuhannya,
·  Yang dapat memenuhi dengan baik disebut berfungsi secara tepat (responsible), sedangkan yang tidak baik disebut berfungsi secara tidak tepat (irresponsible),
Agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, maka ia harus belajar tentang norma-norma bertingkah laku secara bertanggung jawab, serta memahami dan mampu menghadapi kenyataan.
Teknik konseling ini cocok bagi individu yang mengalami masalah sulit untuk menerima kenyataan, mudah putus asa, tidak mampu untuk beradapatasi dengan baik dengan lingkungan, persepsi yang kurang seimbang dalam diri individu itu sendiri.

·   Apabila seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhannya, ia akan kehilangan hubungan dengan kenyataan, persepsinya terhadap kenyataan menjadi kacau.
-            
·          Tujuan konseling ini adalah untuk mengajari / melatih klien agar mamapu memenuhi kebutuhannya dengan mempergunakan pedoman realitas.
·          Mengajar dan melatih klien memenuhi kebutuhannya dengan mempergunakan pedoman R3 yaitu Right (norma-norma yang berlaku), Responsibility ( kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pribadi tanpa mengganggu pemenuhan kebutuhan orang lain), Reality (acuan nyata bagi bagi pemenuhan kebutuhan pribadi).

Teknik konseling ini ialah:
·          Keterlibatan konselor berperan aktif dalam konseling ini.
·          Konseling realitas adalah suatu proses konseling yang rasional.
·  Personal : menciptakan suasana hangat dan penuh perhatian terhadap klien dengan mempergunakan kata ganti saya, anda, kita.
·  Menekankan sekarang (kekinian): menekankan berfungsinya klien sekarang, bukan masa lalu.
·  Lebih memfokuskan pada tingkah laku sekarang daripada perasaan.
·  Mempertimbangkan nilai : klien diajak untuk menilai tingkah lakunya sendiri, apakah responsible/ merugikan diri sendiri atau orang lain.
·  Merencanakan : membuat rencana khusus untuk megubah tingkah laku yang tidak responsible.
·  Pengukuran : pengukuran hasrat atas rencana pengubahan tingkah laku.
·          Tidak ada maaf : apabila rencana yang dibuat itu tidak terlaksana, konselor tidak bertanya mengapa melainkan membantu klien membuat rencana baru selanjutnya.
·   Irresponsible: pemenuhan secara tidak tepat
·   SI: success identity
·   FI: failure identity
·   Realita: kenyataan
·   Persepsi: pandangan, tanggapan
R3: Right, responsibility, realit
·   Rasional: masuk akal
·   Fleksibel: lunak, luwes
·   Sensitive: peka
·   Feeling: perasaan
Kekinian:sekarang
·   Psiko: kejiwaan
·   Fisio: keadaan fisik
·   Identitas: keterangan diri
·   Responsible: pemenuhan secara tepat
·    Rigid: tidak luwes
·    Organism: keseluruhan dari seseorang
·    Adopsi: pengangkatan, pemungutan
·    COW: condition of worth
·    SRG: Self regard
·    OVP: organismic valuing process
·    PRO: positive regard from others .













KOREM (KONSELING RASIONAL EMOTIF)
ALBERT ELLIS
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAqnAd91GhySbR2UQs8W7FzMlzVnBO2w1CLTKh8YCHqtFeUWYrQ7v64dwVoJQ41iQt7S1zqc3YbLGHSo-ZCCv18Te4aQdG2quDPkXC-PW7pdxiO2DMi13IM-zE_8k46PqLwdN5W_3zB3U/s200/albert+ellis.jpg


·  Manusia memiliki kemampuan inheren untuk berbuat secara rasional ataupun tidak rasional.
·  Berfikir dan merasa itu sangat dekat dan bergandengan satu sama lain, pikiran seseorang dapat menjadi perasaannya dan sebaliknya.
·  Manusia adalah suatu keberadaan dalam alam semesta ini; sebuah gatra.
·  ADD sangat bervariasi antara individu yang satu dengan individu lainnya, individu dapat memahami ADD nya sendiri.
·  Antar sesama individu atau sekelompok manusia dapat saling memberika
Perkembangan kepribadian:
·          Manusia tercipta dengan dorongan yang kuat untuk mempertahankan diri dan memuaskan diri.
·          Kemampuan untuk self desktruktif, hedonis buta, dan menolak aktualisasi diri.
·          Individu sangat mudah dipengaruhi oleh orang lain.
·   Kepribadian tercipta dengan dorongan yang kuat untuk mempertahankan diri dan memuaskan diri,
·  Individu sangat mudah dipengaruhi orang lain, keadaan seperti ini terlebih-lebih lagi terjadi pada masa kanak-kanak.
Teknik konseling ini cocok bagi individu yang mengalami masalah:perasaan terlalu merendahkan diri sendiri, kurang bisaberpikir rasional, tidak bisa menerima kenyataan yang sebenarnya, bagi individu yang terlanjur pasarah akan keadaan hidupnya.
Tujuan konseling ini adalah:
·          Mengubah pemikiran yang tidak logis kearah pemikiran yang lebih logis lagi.
·          Memerangi pemikiran  yang tidak rasional di dalam diri kilien itu sendiri.
·          Mengubah pemikiran yag tidak logis, jika pemikiran yang tidak logis itu diperangi maka klien akan mengubahnya
Teknik konseling ini adalah: konseling kognitif, konseling emotif – evokatif, dan konseling behavioral.
·   Konseling kognitif : memperlihatkan kepada klien bahwa ia haruslah meninggalkan sikapnya yang perfeksionistik apabila ia ingin lebih bahagia dan terlepas dari kecemasannya.
·   Konseling emotif-evokatif: mengubah system nilai klien. Berbagai teknik digunakan untuk menyadarkan klien antara yang benar dan salah, seperti memberikan contoh, bermain peran, agar klien melepaskan pikirannya yang tidak rasional dan menggantinya dengan yang rasional.
Konseling behavioral : mengembangkan pola berfikir dan bertingkah laku yang baru segera setelah klien menyadari kesalahan-kesalahannya.
·   SD: self destructive
·   Sugesti: mempengaruhi
·   Aktualisasi : pengaktualan, pelaksanaan
·   Hedonis: penganut hedonism
·   Emosional: penuh perasaan
·   IB: irrasional belief
·   Control: pengawasan
·   Otoritatif: bersifat otoriter
·   Persuasive: meyakinkan, tanpa kekerasan
·   Rasional: berdasarkan logika
·   Irrasional: diluar logika
·   Persuasive: meyakinkan, tanpa kekerasan
·   Kognitif: berfikir, bersifat pengetahuan
·   Emotif :mengharukan
·   Behavior: tingkah laku
·   Rasional: masuk akal
·   Fleksibel: lunak, luwes
·   Sensitive: peka
·   Feeling: perasaan
Kekinian:sekarang
·   Psiko: kejiwaan
·   Fisio: keadaan fisik
·   Identitas: keterangan diri
·   Responsible: pemenuhan secara tepat
·    Sanksi: ganjaran
·    Monitoring: memantau
·    Kontrak: perjanjian
·    Prosedur: jalur penyelesaian
·    PI: peniruan
·    PO: pembiasaan operan


KONSELING EKLEKTIK

FREDERICK CHARLES THORNE
Ma manusia     adalah suatu keberadaan dalam alam semesta ini,berbeda dari gatra – gatra lain yang bukan manusia ,ADD dan ADL pada manusia dapat diberi ciri berikut :
·                   ADD sangat bervariasi antra individu yang satu dengan yang lainnya; individu dapat memahami ADD-Nya sendiri.
·          Selain dapat memberikan ADL kepad gatra di luar dirinya ,manusia pun dapat membirikan ADL kepada dirinya sendiri.
·         Antar  sesama individu atau sekelompok manusia dapat saling memberikan ADL
·          ADD dan ADL pada manusia bersifat lentur dan dinamis
·          ADD dan ADL terhadap diri sendiri serta ADL dari luar diri sendiri terus –menerus berinteraksi yang menghasilkan perkembangan pada diri individu.
Lima dimensi kemanusian yang melekat pada diri setiap insan yaitu:
·          Di mensi fitrah
Dimensi keindividualan
·                      Ddimensi kesosialan
·                      Ddiimensi kesusilaan
·          Dimensi keberagamaan.
Kelima dimensi tersebut merupakan ADD hakiki pada manusia. ADD tersebut dapat di jabrkan kedalam sejumah ADD “ lebih kecil” yang menjangkau individu-individu manusia.ADD tersebut terus berinteraksi dengan berbagai Adlah lainnya sehinga membentuk individu atau kelompok manusia dengan karakteristik tertentu
·   Kepribadian merupakan energy individu dengan Tiga dimensi pancadaya.
·   Setiap individu berpotensi untuk melaksanakan berbagai tingkah laku secara tidak terbatas, bebas,
·   Dunia dan alam semesta di penuhi oleh serba keberadaan. Keberadaan terbentang dari yang paling kasat mata dan teraba sampai yang paling khayal( abstrak)serta gaib.ada dua jenis keberadaan yaitu, keberadaan yang sedang ada (KSA) dan keberadaan yang mungkin ada
·   Kualitas pancadaya yang telah diperkembangkan merupakan sumber kekuatan bagi terwujudnya tingkah laku dalam kehidupan sosial-budaya

Teknik konseling inui cocok bagi individu yang mengalami masalah: putus asa, kesedihan yang berlebihan, tidak mampu mengambil keputusan sendiri,
·   Individu yang mudah terkontaminasi dan eksklusi,
·   Individu yang gagal dalam memenuhi kebutuhan diri,
Aktualisasi diri yang kaku, mengisolasi diri, kecemasan yang dalam
Tujuan konseling ini adalah:
·  Mengembangkan tingkah laku yang benar, bertanggung jawab, dan sesuai kenyataan.
Mengubah tingkah laku salah suai, dan membangun integrasi kepribadian
·  Mengoptimalkan energy pada diri klien dalam rangka pengembangan dan pemecahan masalah klien
Konseling memfokuskan upayanya pengentasan masalah itu ialah kemandirian dengan lima cirinya (macirma), yaitu:
a.        Pemahaman
b.            Pemahaman dan penerimaan lingkungan secara obyektif dan dinamis
c.        Pengambilan keputusan secara tepat
d.        Pengarah diri sesuai dengan keputusan yang telah diambil
e.        Perwujudan diri secara optimal

Teknik konseling ini ialah:
·   Pemberian informasi,
·   Pemberian contoh
·   Perumusan tujuan
·   Latihan penenangan: sederhana dan penuh
·   Kursi kosong
·   Permainan peran dan permainan dialog
·   Latihan transaksional
·   Analisis gaya hidup
·   Kontrak
·   Pengantaran
·   Penjajakan
·   Penafsiran
·   Pembinaan
·   Penilaian
·   Volume
·   Keeklektikan

Pemberian nasehat.

·    Internal: dari dalam diri
·    Persepsi: pandangan, tanggapan
·    Fenomenal: keadaan nyata
Self: diri
·    Konstruktif: teratur
·    Cognitive learning: penjelasan lisan tentang berbagai hal
·    Sanksi: ganjaran
·    Monitoring: memantau
·    Kontrak: perjanjian
·    Prosedur: jalur penyelesaian
·   Otoritatif: bersifat otoriter
·   Persuasive: meyakinkan, tanpa kekerasan
·    Kekinian: sekarang
·    Diagnosis: penentuan sesuatu dengan gejalanya.
·    Intelektual: kecerdasan, menurut pikiran
·    Ekspresi: ungkapan jiwa lewat gerak badan
·    Realistis: kenyataan
·    Rigid: tidak luwes
·    Adopsi: pengangkatan, pemungutan
·    Klasik: kuno
·    Pola: model, contoh
·    Abnormal: tidak normal
·    Permisif: bersifat terbuka
·    Ekspresi: ungkapan jiwa lewat gerak badan
·    sekarang
·    Diagnosis: penentuan sesuatu dengan gejalanya.
·    Intelektual: kecerdasan, menurut pikiran
·    Ekspresi: ungkapan jiwa lewat gerak badan
·    Realistis: kenyataan
·    Rigid: tidak luwes
·    Adopsi: pengangkatan, pemungutan
·    Klasik: kuno
·    Pola: model, contoh
·     


Konseling Pancawaskita
Prof. Dr. Prayitno, MsC
Ma  manusia        adalah makhluk sosial yang kan selalu membutuhkan bantuan orang lain, dan manusia mampu berpikir untuk memandirikan dirinya dalam proses apapun.
Lima hal ini yang dapat dijadikan sebagai dasar  untuk bisa menjadi konselor profesional dengan  mengintegrasikan lima faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu, yaitu Pancasila, Pancadaya (daya taqwa, daya cipta, daya rasa, daya karsa, dan daya karya). Liharid (jasmaniah-rohaniah, individual-sosial, material-spiritual, dunia-akhirat, dan lokal-global/universal). Likuladu (gizi, pendidikan, sikap dan perlakuan, budaya, kondisi insidental). Dan Masidu (rasa aman, kompetensi, aspirasi, semangat, dan penggunaan kesempatan).

Teknik konseling ini cocok untu ksemua masalah aapaun karena merangkum semua pendekatan konseling.
Tujuan konseling ini adalah:
Pengaruh faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan secara Waskita (cerdas, tekun, ulet, cermat, benar, waspada, arif, hati-hati) dan dilakukan pembinaan melalui konseling, sehingga perkembangan dan kehidupan individu menjadi lebih membahagiakan.
Kewaskitaan konselor selain mengacu kepada kelima faktor yang mempengaruhi perkembangan kehidupan individu juga kepada lima proses kegiatan konseling dengan volume yang tepat serta kepada penerapan aspek-aspek psikologi dan pensisikan dalam membantu individu melalui konseling,baik melalui format perorangan atau pun kelompok. Konseling pancawaskita ( kopasta) sangat mengandalkan pengembangan dan penerapan / perwujutan pancadaya dalam tingkatannya yang tinggi.dengan demikian kopasta merupakan proses beragama,berkecerdasan,berperasaan,bersemangat, dan produktif mengacu kepada perikehidupan yang beradap,adil,demokratis dan modern.
Kewaskitaan dalama konseling seperti ini hanya dapat di peroleh melalui proses belajar terus – menerus.
·          Panca: lima
-Waskita          = Cerdas, Tekun, Ulet, Cermat, Benar, waspada, arif, hati-hati.
·          Pancadaya (daya taqwa, daya cipta, daya rasa, daya karsa, dan daya karya)
·   Aktualisasi : pengaktualan, pelaksanaan
·   Hedonis: penganut hedonism
·   Emosional: penuh perasaan
·   IB: irrasional belief
·   Control: pengawasan
·   Otoritatif: bersifat otoriter
·   Persuasive: meyakinkan, tanpa kekerasan
·   Rasional: berdasarkan logika
·          Liharid (jasmaniah-rohaniah, individual-sosial, material-spiritual, dunia-akhirat, dan lokal-global/universal).
·          Masidu (rasa aman, kompetensi, aspirasi, semangat, dan penggunaan kesempatan).
·          Likuladu (gizi, pendidikan, sikap dan perlakuan, budaya, kondisi insidental).