Maestro BK Indonesia

Maestro BK Indonesia
Prof. Dr. Prayitno, M.Sc.Ed, beliau merupakan maestro BK Indonesia. Beliau menghibahkan seluruh hidupnya untuk kemajuan BK, sehingga dapat kita nikmati dan tekuni ilmunya sampai saat ini.

Tuesday, October 6, 2015

contoh analisis kebutuhan program BK di sekolah



NEED ASESMENT (ANALISIS KEBUTUHAN) PESERTA DIDIK

I.                   AUM UMUM
Berdasarkan data pengolahan AUM UMUM kelompok dapat dilihat persentase permasalahan  yang dialami oleh siswa berdasarkan bidang permasalahan dalam AUM UMUM, diurutkan dari persentase tertinggi sampai terndah sehingga akan lebih mudah ditentukan prioritas pelayanan bantuan yang akan diberikan yaitu:
a.       Pendidikan dan Pelajaran (PDP) = 31, 70 %
b.      Karir dan Pekerjaan (KDP)           = 16,60 %
c.       Diri Pribadi                                   = 12,83 %
d.      Jasmani dan Kesehatan (JDK)      = 12,08 %
e.       Agama Nilai dan Moral (ANM)   = 7,92 %
f.       Keadaan dalam Keluarga  (KHK) = 7,04 %
g.      Hubungan Sosial (HSO)               = 4,65 %
h.      Ekonomi dan Keuangan (EDK)   = 2,64 %
i.        Hubungan Muda-mudi (HMM)    = 2,52 %
j.        Waktu Senggang (WSG)              = 2,01 %
Berdasarkan urutan tersebut bidang pendidikan dan pelajaran merupakan bidang masalah yang paling banyak dialami oleh seluruh siswa. Oleh sebab itu skala prioritas pelayanan bantuan yang akan dibuat dalam programa akan dirujuk berdasarkan analisis urutan bidang-bidang tersebut. Jika dirujuk berdasarkan item-item masalah maka didapatkan hasilnya sebagai berikut:
1.      No. 8 (15 orang) yaitu: kurang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan
2.      No. 10 (12 orang) yaitu: khawatir pekerjaan nantinya tidak cukup untuk kebutuhan
3.      No. 69 (18 orang) yaitu: khawatir memperoleh nilai rendah dalam ujian/tugas
4.      No.70 (13 orang) yaitu: Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran
5.      No. 78 (10 orang) yaitu: Mudah lupa
6.      No. 66 (15 orang) yaitu: kesulitan dalam memahami bahasa Inggris/ asing
7.      No 39 (17 orang) yaitu: cemas setamat sekolah ini akan menganggur
8.      No 40 (12 orang) yaitu: ragu apakah setamat pendidikan ini dapat bekerja secara mandiri.
9.      No. 44 (11 orang) yaitu: khawatir tugas pelajaran hasilnya kurang memuaskan
10.  No. 43 (10 orang) yaitu: kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran
Analisis skala prioritas berdasarkan masalah yang dialami siswa per individu adalah sbb:
No.
Nama
Prosentase jumlah masalah
Masalah berat
1.
IA
30.2 %
4
2.
SA
25.8 %
8
3.
BA
24.4 %
4
4.
FO
22.2 %
4
5.
MP
21.8 %
-
6.
AA
20.9 %
7
7.
SE
20.9 %
-
8.
PA
19.6 %
4
9.
AK
19.1 %
-
10.
RAP
17.3 %
-
11.
MV
13.0 %
2
12.
TR
12.0 %
5
13.
EW
12.0 %
1
14.
TZ
12.0 %
-
15.
RS
10.2 %
-
16.
DP
9.30 %
7
17.
RK
9.30 %
4
18.
DPP
8.40 %
-
19.
APN
8.00 %
6
20.
RD
7.60 %
3
21.
MT
7.60 %
-
22.
FZ
7.10 %
3
23.
NH
5.80 %
1
24.
RF
4.40 %
-
25.
FA
4.00 %
1
26.
FEB


27.
DS


28.
AAA


29.
IR


30.
RA




Berdasarkan gambaran masalah secara umum yang dialami oleh siswa kelas XI IIS 2 tersebut, maka program pelayanan yang dapat direncanakan adalah:
1.      Layanan Konseling Individual
2.      Layanan Bimbingan Kelompok Bebas dan Tugas dengan topik keterampilan Belajar, perencanaan masa depan dan cita-cita.
3.      Layanan Konseling Kelompok membahas masalah setiap anggota kelompok menyangkut hasil AUM Umum.
4.      Layanan Informasi dengan topik Orientasi BK, Keterampilan Belajar, Pemahaman diri, menabung untuk masa depan, Persiapan menghadapi Ujian, aku dan keluargaku, mensyukuri Nikmat dll
5.      Layanan Mediasi, dimungkinkan jika ada msalah siswa yang diharuskan untuk di mediasi baik dengan teman maupun guru bidang studi.
6.      Layanan Penguasaan Konten, Keterampilan belajar meliputi, pra, sedang, dan pasca pembelajaran.
7.      Layanan penempatan dan penyaluran, penyaluran Hobi, minat, kursi tempat duduk, penyesuaian dengan cita-cita.

II.                AUM PTSDL
Berdasarkan hasil pengolahan AUM PTSDL maka terungkap bahwa secara keseluruhan masalah yang dialami oleh siswa adalah sbb:
a.       Bidang keterampilan belajar (T) dengan jumlah masalah keseluruhan adalah 648 dengan persentase  rata-ratanya 48,11 %.
b.      Bidang diri pribadi (D) dengan jumlah masalah keseluruhan adalah 235 dengan persentase rata-rata sebesar 17,45 %.
c.       Bidang lingkungan fisik dan sosio emosional dengan jumlah masalah keseluruhan adalah 217 dengan persentase rata-rata sebesar 16,11 %.
d.      Bidang prasayarat penguasaan materi pelajaran (P) dengan jumlah masalah keseluruhan adalah 137 dengan persentase rata-rata sebesar 10,17 %.
e.       Bidang sarana belajar dengan jumlah masalah keseluruhan adalah 110 dengan persentase rata-rata sebesar 8,17 %.
Dengan melihat data di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa mengalami masalah terbesar pada bidang keterampilan belajar yang hampir mencapai 50 % dari semua bidang masalah. Jika dilihat dari mutu kegiatan belajar juga terlihat sangat rendah, dari mutu maksimal yang bisa diperoleh 330, sedangkan skor maksimal secara umum yang mampu diperoleh siswa adalah sebesar 174.
Analisis per individu berdasarkan skala prioritas dari hasil AUM PTSDL adalah:
No.
Nama
Skor Mutu Kegiatan Belajar
Jumlah Masalah
1.
MP
77
56
2
FA
81
45
3
FZ
88
72
4
IA
89
44
5
TZ
89
53
6
MT
91
65
7
SE
92
55
8
TR
94
60
9
RF
94
52
10
AK
101
54
11
APN
110
71
12
DP
112
65
13
AA
112
63
14
IR
120
42
15
RA
121
59
16
MV
121
52
17
FO
122
51
18
DP
123
62
19
SA
123
54
20
NH
134
53
21
RK
137
61
22
BA
137
44
23
RD
142
54
24
PA
172
44
25
EW
174
16
26
FEB


27
DS


28
AAA


29
FZ


30
RAP



Dengan melihat dan memahami data tersebut pelayanan BK yang dapat direncanakan untuk diprogramkan dan dilaksanakan untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar siswa dan mengurangi masalah yaitu:
1.      Layanan Informasi dengan topik keterampilan belajar, tenggang rasa, berteman yang menyenangkan dan menguntungkan
2.      Layanan bimbingan kelompok tugas dan bebas
3.      Layanan penguasaan Konten keterampilan belajar
4.      Layanan konsultasi,
5.      Layanan Mediasi
6.      Layanan Orientasi

III.             Sosiometri
A.    Sosiometri Belajar
Berdasarkan hasil sosiometri belajar, maka ditemukan fenomena sbb:
1.      Siswa yang paling diusukai dalam belajar ialah Perdana Andi
2.      Siswa yang saling memilih sebanyak 3 pasangan yaitu: Reksa dengan Tania asumsinya karena mereka satu tempat duduk. Kemudian Ayu dengan Dewi asumsi sementara karena mereka juga satu tempat duduk. Selanjutnya Elsi dengan Melati asumsi sementara krena mereka juga duduk satu tempat duduk.
3.      Siswa yang tidak dipilih Robby, Adit, M.Tyo, Imam, Resti, Bimo, dan Maya.
4.      Terbentuknya sedikitnya empat kelompok berdasarkan hasil sosiometri tsb.

B.     Sosiometri bermain
Berdasarkan hasil sosiometri bermain, maka ditemukan fenomena sbb:
1.      Siswa yang paling disukai dalam bermain ialah Resti Agustina dengan yang memilih sebanyak:  4  orang siswa, kemudian disusul oleh : Perdana Andri dengan yang memilih sebanyak : 3 orang
2.      Siswa yang salaing memilih yaitu : Ayu dengan Dewi (Satu tempat duduk), kemudian Elsi dengan M.Tyo, kemudian Resti dengan Salsa.
3.      Berdasarkan hasil ini dapat ditemukan bahwa tidak terbentuk kelompok yang begitu dominan dalam hubungan sosial bermain, interaksi terlihat begitu menyeluruh.
Berdasarkan analisis sosiometri di atas, maka program pelayanan BK yang dapat direncanakan adalah:
1.      Layanan Konseling Individual
2.      Layanan Bimbingan Kelompok Bebas
3.      Layanan Bimbingan kelompok tugas, dengan topik, hubungan sosial, berteman yang mengasyikkan, belajar yang menyenangkan, keterampilan belajar, menghormati setiap perbedaan.
4.      Layanan Mediasi, jika dimungkinkan siswa yag mengalami permasalahn di dalam kelas, dan segera untuk di mediasi.
5.      Layanan Informasi dengan topik, Aku, diriku dan lingkunganku, kepdulian sosial, kerjasama, Hubungan Muda-mudi
6.      Layanan Orientasi, pegenalan diri sendiri, mengenal teman, guru, dengan berbagai karakter yang ada.
7.      Layanan Penempatan dan penyaluran mengenai Hobi, minat, bakat, yang sesuai dengan yang diharapkan oleh para siswa.
8.      Layanan Konsultasi.

IV.             Absensi
Rekab absensi merupakan salah satu data yang didapatkan untuk membuat analisis kebutuhan. Absensi merupakan gambaran awal siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, meskipun absensi tidak begitu valid menggambarkan keadaan diri siswa tanpa dibantu oleh data-data lainnya, oleh sebab itu konselor melakukan analisis absensi dan membuat prioritas siswa yang akan dilayanani berdasarkan banyaknya absensi yang dilakukan siswa tsb. Berikut gambarannya:
No.
Nama
Agust
Sept
Okt
Nop
Desem
Jmlh
S
I
A
S
I
A
S
I
A
S
I
A
S
I
A
S
I
A
1.
FO



-
-
4
-
-
5






-
-
9
2.
DS



-
-
3
-
-
4






-
-
7
3.
RAP



1
-
3
-
1
3






1
1
6
4.
AAA



-
-
2
-
-
2






-
-
4
5.
AK



-
-
2
1
-
1






1
-
3
6.
TZ



-
-
3
-
-
-






-
-
3
7.
RA



-
-
3
-
-
-






-
-
3
8
BA



-
-
3
-
-
-






-
-
3
9.
SE



-
-
1
-
-
2






-
-
3
10.
TR



2
-
1
-
-
1






2
-
2
11.
PA



-
-
1
-
-
1






-
-
2
12.
FEB



-
-
-
-
-
2






-
-
2
13.
AA



-
-
1
-
-
1






-
-
2
14.
FZ



1
-
1
-
-
-






1
-
1
15.
IA



-
-
1
-
-
1






-
-
2
16.
DPP



-
-
1
-
5
-






-
5
1
17.
SA



-
1
1
-
-
-






-
1
1
18.
DP



-
-
1
-
-
-






-
-
1
19.
IR



-
-
1
-
-
-






-
-
1
20.
MV



-
-
1
-
-
-






-
-
1
21.
MT



-
-
1
-
-
-






-
-
1
22.
NH



-
-
1
-
-
-






-
-
-
23.
RK



-
-
1
-
-
-






-
-
1
24.
RF



-
-
1
-
-
-






-
-
1
25.
RD



-
-
1
-
-
-






-
-
1
26.
RS



-
-
1
-
-
-






-
-
1
27.
MP



-
-
-
1
-
-






1
-
-
28.
EW



-
-
-
-
-
-






-
-
-
29.
FA



-
-
-
-
-
-






-
-
-
30.
APN



-
-
-
-
-
-






-
-
-
            Itulah berupa gambaran awal mengenai keadaan absensi siswa, Adapaun beberapa latar belakang sementara yang bisa dihimpun daan observasi awal diketahui bahwa mereka yang tidak hadir adalah, karena bermain warnet, terlambat, sakit, kegiatan pramuka, terlambat bangun. Itulah data awal yang konselor dapatkan, oleh sebab itu rencana program yang dapat diprogramkan antara lain:
  1. Layanan Konseling Individual membahas masalah siswa secara pribadi
  2. Layanan Bimbingan kelompok dengan topik tugas yaitu: kedisiplinan, manajemen waktu, manajemen diri.
  3. Layanan Konseling Kelompok membahasa masalah pribadi siswa menyangkut kehadiran bersama-sama dalam kelompok
  4. Layanan Informasi dengan topik manfaat belajar, harapan masa depan, keterampilan belajar, makanan yang bergizi, berolahraga dan cara hidup sehat, dll
  5. Layanan Advokasi jika dibutuhkan
  6. Layanan Mediasi jika dimungkinkan dan dibutuhkan
  7. Kunjungan Rumah
  8. Layanan Penempatan dan penyaluran
  9. Tampilan kepustakaan, materi yang sesuai dengan masalah siswa

V.                Hasil belajar
Analisis kebutuhan siswa dalam pembuatan program juga tidak terlepas dari nilai hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang diambil berupa nilai ujian tengah semester siswa. Dari hasil analisis hasil belajar diketahui beberapa siswa mempunyai catatan-catatan sikap pada beberapa mata pelajaran.
Adapun beberapa masalah yang dialami siswa berdasarkan data hasil belajar adalah:
1.      Nilai sikap, kognitif dan psikomotorik yang dibawah KKM
2.      Tidak ikut serta mengikuti ujian ulangan harian
3.      Tidak melengkapi tugas berupa catatan, LKS, maupun remedial yang dilakukan.
4.      Kehadiran mengikuti pembelajaran
5.      Kebiasaan tidur di kelas, dll
Itulah beberapa gambaran siswa yang didapat dari hasil belajar ujian tengah semester, hasil ini juga didapat dengan konsultasi dengan beberapa guru yang bersangkutan.
Beberapa layanan tepat yang akan dilakukan antara lain:
1.      Layanan Konseling Individual berdasarkan prioritas siswa-siswa yang mendapat catatn kurang baik.
2.      Layanan bimbingan kelompok topik bebas dan topik tugas, misalnya keterampilan belajar, manajemen waktu, dll
3.      Layanan Konseling kelompok membahas permasalahan pribadi siswa yang menyangkut hasil belajar.
4.      Layanan informasi misalnya dengan tema: strategi belajar, manajemen belajar, kunci ilmu pengetahuan, dll
5.      Layanan Penguasaan Konten misalnya membaca cepat, melengkapi catatan, konsentrasi, percaya diri, dll
6.      Layanan Advokasi
7.      Layanan Mediasi
8.      Layanan penempatan dan penyaluran misalnya menempatkan siswa untuk mengikuti les tambahan, diskusi kelompok belajar dll
9.      Koordinasi terus dilakukan diskusi profesional dengan guru mapel, wali kelas, maupun guru BK, dalam rangka membahas solusi kelemahan dan kekurangan siswa asuh.