BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan
nya manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain atau yang lebih dikenal dengan
sebutan makhluk social. Manusia membutuhkan lingkungan yang sangat berpengaruh.
Itulah yang disebut dengan masyarakat.
W F
Connell (1972, p. 68-69) menyimpulkan bahwa masyarakat adalah (1) suatu
kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai kelompok yang
berbeda, diorganisasi, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap untuk
waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja
pada daerah geografls tertentu, (2) kelompok orang yang mencari penghidupan
secara berkelompok, sampai turun temurun dan mensosialkan anggota anggotanya
melalui pendidikan, (3) suatu ke orang yang mempunyai sistem kekerabatan yang
terorganisasi yang mengikat anggota-anggotanya secara bersama dalam keselurühan
yang terorganisasi.
Dalam
makalah ini kami akan mencoba membahas pengaruh masyarakat terhadap
perkembangan social individu, disini kami membahas mulai tahap awal dalam bermasyarakat
yaitu keluarga sampai kepada peran sekolah, lingkungan pekerjaan, masalah
criminal dan peranan mass media yang merupakan hal yang sangat berpengaruh
besar terhadap perkembangan social individu.
Karena memang
pada tahap – tahap diatas lah peran masyarakat sangat berpengaruh besar
terhadap perkembangan social individu yang akan membentuk karakter pada anak,
baik karakter positif dan negative tergantung bagaimana cara individu dapat
menerimanya dan mengaplikasikannya dalam bermasyarakat.
BAB II
ISI
PERANAN
MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL INDIVIDU
Dalam kehidupan sehari – hari,
manusia senanatiasa hidup dalam suatu lingkungan, baik lingkungan fisik, psikis
atau spiritual. Didalam lingkungan hidup itu manusia mengadakan hubungan timbal
balik dengan lingkungan pada umumnya.
Dalam menguraikan pengaruh
masyarakat terhadap perkembangan social individu akan ditekankan pada pengaruh
kelompok – kelompok social yang pertama – tama dihadapi manusia sejak ia
dilahirkan yaitu keluarga. Kemudian akan dibicarakan pula beberapa hasil
eksperimen mengenai pengaruh sekolah dan pengaruh lainnya pada pembentukan
manusia sebagai makhluk social. Pada akhirnya akan diuraikan pula pengaruh keluarga
dan lainnya dalam perkembangan tingkah laku
kriminal dari anak – anak dan pemuda.
A.
Peranan Keluarga Terhadap Perkembangan Social
Individu
Keluarga
merupakan kelompok social pertama dalam kehidupan manusia di mana ia belajar
dan menyatakan diri sebagai manusia social di dalam hubunan interaksi dengan
kelompoknya. Semua yang elah diuraikan dalm interksi kelompok berlaku ula bagi
bagi interaksi dengan kelompoknya, termask pembentukan norma- norma social,
internalisasi daripada norma – norma terbentuknya, frame of reference sense
of belongingness dan lain – lainnya[1].
Didalam keluarga, manusia pertama – tama belajar memperhatikan keinginan –
keinginan orang lain, belajar bekerja sama, bantu membantu, dll. Dengan kata
lain ia pertama – tama belajar memegang peranan sebagai makhluk social yang
memiliki norma- norma dan kecakapan – kecakapan tertentu dalam pergaulannya
dengan orang lain. Pengalaman interaksi sosialnya di dalam keluarga, turut
menentukan pua cara – cara tingkah lakunya terhadap orang lain.
Apabila
interaksi sosialnya didalam keluargaa tidak lancar, maka besar kemungkinan
interksi sosialnya dengan masyaraka juga berlangsung dengan tidak lancar. Jadi
selain keluarga itu berperan sebagai tempat manusia berkembang sebagai manusia
social, terdapat pula peranan – peranan tertentu di dalam keluarga yang dapat
mempengaruhi perkembangan individu sebagai makhluk social.
1. Peranan
sosial ekonomi keluarga
Keadaan
social ekonomi keluarga dapat juga berperan terhadap perkembangan anak – anak.
Misalnya anak –anak yang orang tuanya berpenghasilan cuku , maka anak – anak
tersebut lebih banyak mendapat kesempatan untuk mengembangkan bermacam – maca kecakapan.
Begitu pula sebliknya.
Namun
demikian status social ekonomi tidaklah dapat dikatakan sebagai factor yang
mutlak, sebab hal ini tergantung pula kepada sikap orang tua dan corak interaksi
dalm keluarga itu.
2. Keutuhan
keluarga
Faktor
lain yang mempengaruhi perkembangan social anak – anak adalah factor keutuhan
keluarga. Yang dimaksud dengan keutuhan keluarga ialah keutuhan keutuhan dalam
struktur keluarga, yaitu di dalam keluarga itu ada ayah, ibu dan anak – anak.
Apabila tidak ada ayah atau ibu, atau kedua – duanya tidak ada, maka
strukturkeluarga tidak utuh lagi.
3. Sikap
dan kebiasaan orang tua
Sikap
dan kebiasaan orang tua sangat mempengaruhi terhadap perkembanga social anak,
misalnya orang tua yang otoriter akan berdampak menjadiakan anak menjadi
pembangkang. Pada umumnya sikap –sikap pendidikan otoriter, sikap over
protection dan sikap penolakan dari orang tua dapat menjadi suatu penghalang
bagi perkembangan social anak.
4. Status
anak
Status
anak – anak juga berperan sebagai suatu faktr yang dapat mempengaruhi
perkembangan social individu di dalam keluarga. Yang dimaksudkan status anak,
ialah misalnya status anak sebagai anak tunggal, status anak sebagai anak
sulung atau anak bungsu diantara kakak adiknya.
B.
Peranan Sekolah Terhadap Perkembangan Sosial
Individu
Peranan
sekolah dalam perkembangan sosial anak tentu ada dan pernnya cukup besar pula.
Pada umumnya pendidikan sekolah itu dapat mempertinggi taraf intelegensi , hal
mana sebenarnya sudah dapat diduga terlebih dahulu, karena sekolah sebagai
salah satu lingkungan yang sangat besar terhadap pembentukan nilai – nilai
dalam diri anak.
Peranan
guru yang memegang peranan terpenting, dalam arti bahwa perhatian guru pribadi
terhadap siswa siswanya, lebih memajukan perkembangan anak, daripada organisai-
organisasi sekolah di mana seorang guru lebih sering menghadapi anak –anak dari
kelas itu.
Peranan
lainnya adalah besarnya kelas dan metode guru yang menjamin perkembangan jiwa
anak. Semakin kecil kelasnya, semakin maju siswa- siswa yang duduk didalamnya,
lagi pula metode yang mengajak siswa itu bekerja merupakan metode yang paling
unggul.
Dapat
dipahami bahwa sekolah itu bukan hanya merupakan lapangan tempat orang
mempertajam inteleknya saja. Peranan sekolah itu jauh lebih luas. Bentuk –
bentuk dasar daripada kelangsungan pendidikan pada umumnya ialah, pembentukan
sikap dan kebiasaan yang wajar, merangsang potensi – potensi anak, perkembangan
kecakapan – kecakapannya pada umumnya, belajar kerja sama dengan kawan
sekelompoknya, melaksanakan tuntutan tuntutan darui contoh – contoh yang baik,
belajar menahan diri demi kepentingan orang lain, memperoleh pengajaran,
menghadapi saringan, yang semuanya antara lain mempunyai akibat kecerdasan otak
anak -anak seperti yang dibuktikan
dengan tes – tes intelegensi.[2]
C. Peranan
Lingkugan Kerja
Dalam
menguraikan peranan lingkungan kerja terhadap perkembangan social terdapat
kesulitan-kesulitan, yaitu uraian-uraian tersebut kurang didasarkan atas
pengertian empiris.
Pengaruh
positif lingkungan kerja di dalam suatu perusahaan industri yang besar yang
modern pernah dirumus sebagai berikut: dengan adanya cara kerja yang tersusun,
kebersihan dan ketelitian yang harus dipelihara di dalam perusahaan besar maka
orangnya pun akan memperoleh pelatihan di dalamnya. Disamping itu kecermatan,
kecepatan, dan ketentraman yang diperlukan dalam bermacam-macam pekerjaan dalam
suatu perusahaan modern, mempunyai pengaruh, mendisplinkan manusia dan
membentuk manusia yang terampil.[3]
Sebaliknya
pengaruh negative dari pada pada hidup dan cara kerja disuatu kota induistri besar modern dapat dirmuskan,
bahwa interaksi social antara manusia disana tidak bersifat kekeluargaan lagi,
melainkan bercorak rasional dan terlampau individualitas.
Mengenai
pengaruh lingkungan pekerjaan, yang bersifat pertanian di desa ada pendapat
bahwa lingkungan pekerjaan tersebut,
memudahkan terbentuknya keperibadian yang harmonis,realistis, tidak
tergesa-gesa dan sifat kekeluargaan.
D. Masalah
Tingkah Laku Kriminal
Maksud
menguraikan masalah ini ialah bukan untuk membahas gejala-gejala criminal,
melainkan untuk memperbincangkan peranan lingkungan social masyarakat dalam
perkembangan individu yang melakuikan tingkah laku kejahatan.dalam
pembahasannya mengenai asal-usul daripada tingkah laku criminal dan dalam pertimbangannya mengenai
factor manakah yang memegang perana utamanya, diantaranya factor keturunan dan
lingkungan.
Jadi,
kriminalitas manusia normal adalah akibat baik dari factor keturunan maupun dan
kadang-kadang pula faktor lingkungan memegang peranan utama dimana kedua faktor
itu juga saling mempengaruhi.
E. Peranan
Mass Media
Pengaruh
alat komunikasi terhadap perkembangan pribadi pada umumnya sangat besar.
Alat-alat komunikasi itu misalnya majalah, surat kabar, radio, film, tv, internet dll.
Yang memainkan peranan terbesar dalam menyampaikan arus informasi baik itu
positif maupun negatif.
Yang
menjadi perhatian adalah bagaimana pengaruh mass media ini terhadap
perkembangan social individu ialah apakah dan bagaimanakah pengaruhnya yang negative dari frekuensi menonton bioskop,
melihat tv, dan dari akibat membaca komik. Menurut suatu penelitian di jerman
barat pada tahun 1950 tampak bahwa anak-anak normal antara 15dan 21 tahun
rata-rata menonton bioskop satu kali dalam satu minggu. Keadaan ini memacu rasa
keinginan tahuan anak tersebut pada hal- hal yang dilihatnya, dan tidak jarang
proses pengaplikasiaanya dilapangan salah yang menimbulkan tindakan criminal
itu sendiri.[4]
Media massa khususnya memang
sangat besar mempengaruhi perkembangan social individu di zaman sekarang ini,
arus informasi yang begitu cepat dapat terakses ke seluruh dunia merupakan
sesuatu hal yang tidak dapat kita pungkiri lagi.
Dampak
positif teknologi itu khususnya mass media sangat besar, karena dengan adanya
mass media semua informasi mengalir cepat tanpa ada batas ruang dan waktu. Ini
tentu sangat mempengaruhi perkembangan individu, ia menjadi cerdas,
perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat akan cepat tersampaikan ke
seluruh penjuru dunia tanpa ada pembodohan public lagi.
Sebaliknya
pula dari begitu banyak dampak positif mass media, dampak negative nya juga
begitu besar yang akan menghantam bagi siapa saja yang tidak bias menahan arus
gelombang mass media tersebut. Salah satu mass media adalah televisi yang luar
biasa mampu untuk merubah pola tingkah laku public.
Mass
media juga adalah mekanisme ideology yang memberikan kepada individu perspektif
untuk memandang realitas social, janganlah heran, bila film banyak menampilkan
adean kebebasan seksual, secara berangsur – angsur oran akan memandang
pergaulan bebas sebagai hal yang biasa dan bahkan pertanda kemajuan. Tidak usah
heran pula, bila mass media sering melukiskan adegan kekehjaman, hati orang
menjadi tumpul dan kendali moralnya lemah. Tetapai jangan pula terkejut bila
mass media dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan nilai – nilai yang luhur:
kejujuran, patriotism, ketaqwaan, dan hal – hal lain yang lazim disebut sebagai
perilaku prososial.[5]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ternyata
masyarakat mengambil peranan yang besar terhadap perkembangan social individu.
Peranan masyarakat yang besar itulah yang mampu mempengaruhi karakter suatu
individu. Berdasarkan teori tabularasa bahwa awal nya manusia adalah bagaikan
kertas putih, maka lingkungan masyarakat lah yang membentuknya dalam hal ini
pertama kali ialah keluarga, karena inilah lingkingan yang pertama ia kenal
sejak individu berada di dunia ini.
Setelah
lingkungan keluarga masuklah seorang individu ke lingkungan yang lebih luas
lagi yaitu masyarakat mulai dari tempat bermain, lingkungan sekolah, lingkungan
pekerjaaan, mengenal dunia criminal sampai kepada mengenal teknologi melalui
mass media.
DAFTAR PUSTAKA
·
Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Semarang:
Rineka Cipta, 2007
·
Bouman, Ilmu Masyarakat Umum. Jakarta:
Yayasan Pembangunan, 1998
·
Djatmiko Yayat Hayati. Perilaku Organisasi.
Bandung: Alfabeta,2002
·
Rakhmat Jalaluddin. Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999
·
Salahudin, Anas. Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Pustaka Setia, 2009
[1]
Abu Ahmadi, Psikologi social (Semarang: pt Rineka Cipta, 2007) hl 235
[2]
Anas salahudin, Bimbingan dan Konseling (Bandung: Pustaka Setia, 2009)
hl 185
[3] Yayat
Hayati Djatmiko, Perilaku Organisasi ( Bandung: Alfabeta, 2002) hl 78
[4] Bouman,
Ilmu Masyarakat Umum (Jakarta: Yayasan pembangunan, 1998) hl 35
[5] Jalaluddin
rakhmat, Psikologi komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999)
hl 253-254
No comments:
Post a Comment