Maestro BK Indonesia

Maestro BK Indonesia
Prof. Dr. Prayitno, M.Sc.Ed, beliau merupakan maestro BK Indonesia. Beliau menghibahkan seluruh hidupnya untuk kemajuan BK, sehingga dapat kita nikmati dan tekuni ilmunya sampai saat ini.

Tuesday, February 19, 2013

IBU PERTIWI MENANGIS KARENA KETIDAK PEDULIAN ANAK PERTIWI NYA.



IBU PERTIWI MENANGIS KARENA KETIDAK PEDULIAN ANAK PERTIWI NYA.
            Menyelami makna hidup yang lebih dalam tentu lah harus menyelam lebih dalam tak hanya kedalam hati sendiri, tetapi juga hati orang banyak. Tentu tak mudah menyelami dan meresapi hati orang lain terkadang menyelami hati sendiri pun diri ini tak mampu.
            Ketika berjalan janganlah sekedar berjalan, berjalan lah dengan memperhatikan sekitar kita, terkadang tanpa kita sadari saking asyiknya kita berjalan untuk menggapai tujuan, mungkin ada sesuatu  yang terinjak oleh kaki kita yang besar, bisa jadi yang terinjak itu merasa terzholimi, maka bisa dipastikan doanya akan makbul.
            Hukum alam tak pernah salah dalam menuntun manusia, manusia dari kandungan lahir, terus anak – anak, remaja dan dewasa dst, begitulah law of natural  bagi manusia tak ada yang dapat merubahnya.
Menjadi seorang yang besar harus bealajar dari yang kecil dulu, tak ada orang yang lahir langsung dewasa,  tak ada orang yang langsung lahir bisa bicara pasti menangis dulu berharap ibu mengerti maksud dan tujuan kita menangis.
Oleh sebab itu ketika kita dewasa diharapkan kita bisa dewasa dalam segala hal, bijaksana dalam menentukan sesuatu.
Salah satu orang yang dewasa itu adalah pemimpin, karena memang sudah cukup  dewasa lah makanya bisa menjadi pemimpin, tak peduli seberapa besar tingkat kedewasaan itu, karena dalam psychologi tak bisa hal itu diukur dengan angka.
Kita mulai dari memimpin diri sendiri saja, tak ada orang yang dengan sengaja ingin menjerumuskan dirinya sendiri, keluarga, tak ada wanita yang mau menikah dengan lelaki yang umurnya masih anak – anak. Apalagi lah pemimpin yang besar, pemimpin apapun itu, yang penting tak lagi hanya sekedar mampu memimpin diri sendiri dan keluarga sudah mampu memimpin orang banyak.
Seharusnya pemimpin yang besar itu mampu untuk mendewasakan pemikiran dengan belajar dari pengalaman ia kecil dulu. Ketika sekarang menjadi pemimpin janganlah hanya berpikir  untuk diri sendiri, dewasa kah anda ketika anda kekenyangan tetpia saudara kita yang lain masih ada yang kelaparan? dewasa kah kita ketika kita tenang beribadah tetapi saudara kita yang lain kesusahan menghadapi hidup? Dewasa kah kita ketika kita asyik tertawa sementara saudara kita diluar sana masih banyak yang menangis hatinya sampai – sampai tak mampu lagi ia mengeuarkan air matanya karena telah kering meratapin kesusahan.
Kita beranjak pada satu hal saja fakta yang membias di depan mata namun kita biasa saja dan pura – pura tak peduli atau memang tak mau tau. Cobalah lihat siapa lah mayoritas penghuni dan pemilik bisnis besar di kota- kota besar Indonesia ini, siapa yang memegang peran ekonomi besar  ditengah kota Indonesia ini, coba lah tebak dan pikir dulu bentar ya? ......
Mereka menguasai kita dari simpul perdagangan itu, mereka mulai merambah ke sektor lainnya di bumi pertiwi ini, masihkah kita berdiam diri untuk hal ini, mereka tak kenal ampun dan mereka tak akan pernah menyerahkan apa yang telah mereka dapat dari kita. Marilah kita tersadar untuk itu, karena memang sekarang belum terasa besar dampaknya buat kita, namun untuk keturunan kita yang akan merasakan akibat ketidak pedulian nenek moyangnya yang sekarang.
Oleh sebab itu mulai sekarang cobalah untuk peduli sedikit saja, jika setiap orang Indonesia paduli sedikit saja, pasti makin bayak rasa pedulinya lo? Mungkin  ibu pertiwi ini tidak akan menangis dan akan senang jika yang menginjaknya adalah anak pertiwinya sendiri, namun ia akan menangis jika yang memijaknya adalah bukan anak kandungnya sendiri yaitu bangsa Indonesia.
Kita bangsa Indonesia harus menjadi raja bagi negara kita ini, raja dalam segala hal, raja dalam keilmuan, perdagangan, kepemimpinan sosial maupun politik, ketika dahulu bangsa – bangsa lain yang terjajah oleh bangsa lain terpaksa menggunakan bahasa bangsa jajahan itu, kita harus bangga bahwa kita masih bisa mempertahankan bahasa kita sendiri yaitu bahasa Indonesia.
Mari buat ibu pertiwi kembali tersenyum, ia akan terus menangis jika kita anak pertiwinya tak menjadi apa – apa di bumi pertiwinya sendiri. Semangat!!!!!! mulailah berkarya buat diri sendiri dan orang banyak.
Mari bangun kembali semagat kita, belajar lah dari rasulullah SAW. Belajarlah dari kehidupannya, ketika Alquran itu adalah Blue Print nya tingkah laku, maka Rasulullah adalah aksi fakta sosialnya yang perlu ditiru.

Salam semagat dari RAP Foundation!!!!!!!